Wednesday, March 18, 2015

CATATAN MAHASISWA NGEK-NGOK (Dawa-Dawi dengan polisi)


“oo, gx bisa gitu pak” kataku keras
“masnya kalo mau berargumen di pengadilan saja ya” polisinya ngejawab dengan halus *padahal udah dibentak-bentak
“enak banget kalo gitu, semua orang bisa salah kalo gitu” gerutuku
“memang masnya salah nerobos lampu merah” balas bapaknya
“ok kalo saya salah, tapi buktinya mana pak” tantangku ke pak polisinya
“tapi anak buah saya melihat anda nerobos lampu merah” jawab bapaknya tenang
“tapi tadi hijau itu pak, kalo saya nerobos lampu merah saya juga bakalan kabur, gx mungkin jalannya santai” darahku semakin mendidih gara-gara bapaknya gx berhenti nuduh
“tapi itu buktinya anah buah saya ngelihat anda nerobos lampu merah” ulang bapaknya
“itu saksi pak, bukan bukti, kalo bukti seperti cctv, yaudah saya mau lihat buktinya kalo saya nerobos lampu merah” wajahku merah padam terbakar api cemburu*???
“nanti dijelaskan di pengadilan saja ya” sambil memegang pulpen dan membuka bukuyang berisi surat tilang
“bobrok banget hukum di Indonesia, penegak hukum asal nuduh tanpa bukti, atasannya yang terbukti jadi tersangka saja bisa bebas dan bertugas kembali, rakyat kecil di injak-injak sperti ini, nilang gx ada bukti” gerutuku panjang lebar karena terlalu kesal
“yaudah nih, bawa pulang sana, malas saya ngehadapin orang berargumen” jawab bapaknya,*nah lho???
“makasih pak” jawabku sambil tersenyum
Setelah kejadian itu, sepanjang perjalanan pulang, banyak pertanyaan yang timbul dari hati ini, diantaranya : pantesan koruptor banyak yang bebas, rupanya ada polisi yang malas mendengar alasan koruptor yang panjang lebar tentang penjelasan uangnya mungkin.
Jika memang aku bersalah dengan tuduhan menerobos lampu merah, otomatis pak polisinya tetap akan menilang, tetapi ini tidak. Walaupun satu sisi aku bersyukur karena tidak jadi di tilang, tapi masih tetap menggelengkan kepala. Logikanya begini : jika aku memang benar-benar bersalah pasti pak polisinya tetap menilang seperti yang dijelaskan diatas, tetapi jika dilepaskan, tersangkanya bebas berkeliaran dong?
Perlu dijelaskan sedikit disini bahwa dalam kasus saya, saya benar-benar tidak menerobos lampu merah, saat itu masih hijau dan banyak kendaraan lain yang masih lewat di samping, depan, belakang kendaraanku.

Mungkin ada beberapa pandangan lain dari berbagai pihak, mungkin alasan saya cukup untuk dilepaskan atau bagaimana, karena walaupun alasan saya masuk akal dan alasan saya  cukup meyakinkan, sebagai seorang penegak hukum di Negara ini, harusnya menelaah lebih lanjut, seperti jika di polantas adanya cctv yang dapat memperkuat penilangan, bukan karena “malas mendegar argument lantas dilepaskan begitu saja, walaupun saya bersyukur tidak jadi ditilang, semoga bermanfaat semuanya. Oya, balas membalas diatas ada beberapa yang dipotong karena berisi ketidak sopanan saya kepada polisi yang sebagai aparat terhormat penegak hukum(bukan untuk memojokkan aparat terhormat). 

No comments: